(DARI Kristianus Liem, Dresden, 15 November 2008) Tim catur Putri Indonesia yang awalnya diragukan kemampuannya karena lebih banyak diisi wajah-wajah baru, ternyata tampil cukup meyakinkan pada dua babak pertama Olimpiade Catur ke-38 di Dresden, Jerman. Pada babak ke-2, Putri Indonesia mampu menahan seri 2-2 tim tangguh Kazakhstan unggulan ke-35, Jumat (14/11) waktu setempat atau Sabtu (15/11) dinihari WIB.
Pahlawan tim putri Indonesia adalah Dewi Andhiani Anastasia Citra yang baru berusia 14 tahun. Citra, demikian pecatur asal Tarakan ini biasa dipanggil, menjalankan “pekerjaan rumah” yang disiapkan pelatih GM Lasha Jangjagava secara dingin dan penuh penghayatan. Persiapan yang dilakukan pelatih asing asal Georgia itu demikian dalam mencapai langkah ke-26 pertahanan Sisilia Sveshnikov! Lawan Citra (rating 1802), WFM Guliskhan Nakhbayeva (elo rating 2201) yang tidak sadar bahwa variasi pembukaannya sudah dikupas habis oleh tim Indonesia, menjalankan langkah-langkah awalnya secara cepat karena sudah hafal di luar kepala. Citra yang paham situasi tersebut menerapkan “serangan psikologis” dengan bermain lambat sedikitnya dua atau tiga menit berpikir sebelum melangkah sehingga Guliskhan tidak sadar telah masuk perangkap.
Memasuki langkah ke-26, ketika Citra menggerakkan Menterinya ke petak g4, analisis “di rumah” menunjukkan Putih sudah menang walau dalam keadaan tertinggal satu bidak. Saat itu posisi terlihat rumit dan banyak kemungkinan kombinasi. Guliskhan menyimpang dari lanjutan sebelumnya 26…Me8 yang akan memungkinkan korban Menteri 27.Mxf5. Namun langkah yang dimainkan Guliskhan 26…Rg7 tetap tidak mampu membawanya keluar dari kesulitan, sehingga ia memutuskan mengorbankan Kudanya 27…Ke5 agar tercipta komplikasi. Namun Citra si gadis penuh bakat yang selama PON XVII Kaltim 2008 hanya berada di bawah Irene itu melanjutkan langkah-langkahnya dengan dingin. Terakhir, pada langkah ke-35, Citra melancarkan korban Benteng di petak h7, yang kalau diambil akan datang rangkaian serangan mat sehingga Guliskhan memilih langsung menyerah!
“Luar biasa permainan psikologisnya,” puji kapten tim Sebastian Simanjuntak. “Tapi kerja keras pelatih Lasha Jangjagava juga harus dipuji,” tambah manajer tim Rizki Dharma Putra yang menyaksikan dari tribun penonton.
Sayang WIM Irene Kharisma Sukandar (2303) di papan pertama tak mampu memenangkan permainan yang sudah dikendalikannya sejak awal. Remis lawan WIM Gulmira Dauletova (2253) disepakati pada langkah ke-42 setelah masing-masing menyisakan satu bidak yang bakal sama-sama mencapai petak promosi.
Evi Lindiawati di papan dua mampu menahan remis GMW Maria Sergeeva (2325), tapi Desi Rachmawati di papan empat harus takluk dari WFM Aigerim Rysbayeva (2180) setelah bertarung panjang 74 langkah dalam permainan akhir Kuda ketinggalan dua bidak.
PUTRA ATASI BOTSWANA 3-1
Walau skor tim putra Indonesia vs Botswana cukup telak 3-1, namun keadaan di atas papan tidaklah demikian. Hanya Yohanes Simbolon di papan ketiga yang unggul sejak awal hingga menang pada langkah ke-41 atas Tebogo Pitlagana (2155). Tiga papan lainnya pecatur Indonesia tertekan habis dan cenderung bakal kalah.
Namun kepercayaan diri GM Susanto Megaranto di papan pertama patut dipuji. Walau posisinya tertekan tetapi ketika lawannya Ignatius Njobru (2247) menawarkan remis, ia menggeleng-gelengkan kepala. Ternyata perhitungannya benar, ia mematkan lawannya pada langkah ke-42!
Demikian pula IM Tirta Chandra Purnama (2417) di papan empat, mampu membalikkan posisi setelah Gaealashwe Barileng (2107) yang sudah unggul posisi bermain terburu-buru karena ingin menghabiskan waktu pikir Tirta yang tinggal dua menit, padahal waktu pikirnya masih empat puluh tujuh menit! Barileng akhirnya harus menyerah pada langkah ke-50 setelah salah satu bidak Tirta di lajur- a dan b tidak tercegah bakal promosi menjadi Menteri. Sayangnya IM Irwanto Sadikin (2441) yang sedang memburu norma GM tidak berhasil keluar dari tekanan lawannya FM Phemelo Khetto (2229). Malah pada langkah ke-25 Phemelo melancarkan korban Kuda di petak f6 yang membongkar pertahanan sayap-raja hitam. Berbagai ancaman mat di petak g7 maupun h7 memaksa Irwanto balik mengorbankan Menterinya pada langkah ke-31. Namun itu masih belum cukup untuk meloloskan diri. Irwanto menyerah persis pada langkah ke-40.
Berikut ini notasi partai kemenangan meyakinkan Dewi AA Citra.
Dewi AA Citra (1802) – MFW Guliskhan Nakhbayeva (2201)
Dresden (Ol) (2.3), 14.11.2008
1.e4 c5 2.Nf3 Nc6 3.d4 cxd4 4.Nxd4 Nf6 5.Nc3 e5 6.Ndb5 d6 7.Bg5 a6 8.Na3 b5 9.Nd5 Be7 10.Bxf6 Bxf6 11.c3 0–0 12.Nc2 Bg5 13.a4 bxa4 14.Rxa4 a5 15.Bc4 Rb8 16.b3 g6 17.Nce3 Kh8 18.h4 Bxh4 19.g3 Bg5 20.f4 exf4 21.gxf4 Bh4+ 22.Kd2 f5 23.exf5 Bxf5 24.Nxf5 Rxf5 25.Kc1 Bf6 26.Qg4 Kg7 27.Bd3 Ne5 28.fxe5 Bg5+ 29.Kb2 Rf2+ 30.Bc2 dxe5 31.Qe4 Qd6 32.Rxa5 Rb7 33.Nb4 Re7 34.Ra6 Qd2 35.Rxh7+ 1–0
Pairing Babak 3
Putra Indonesia akan jumpa tim Afghanistan pukul 15.00 waktu setempat (atau pukul 21.00 WIB hari ini Sabtu 15 November 2008), dengan susunan pemain:
Bo. 139 Afghanistan (AFG) Rtg – 69 Indonesia (INA) Rtg
53.1 Fedaee Habibullah 0 – GM Megaranto Susanto 2536
53.2 Anit Tahah 1881 – Yohannes Simbolon 0
53.3 Farazi Khaibar 2207 – FM Purnama Tirta Chandra 2417
53.4 Sharify Aziz 2118 – Farid Firmansyah 0
Putri Indonesia akan jumpa tim tangguh lainnya, Yunani yang unggulan ke-19, berikut susunan pemainnya:
Bo. 19 Greece (GRE) Rtg – 67 Indonesia (INA) Rtg
10.1 IM Dembo Yelena 2446 – WIM Sukandar Irine Kharisma 2303
10.2 WGM Botsari Anna-Maria 2308 – Lindiawati Evi 2121
10.3 WGM Makropoulou Marina 2265 – Dewi Aa Citra 1802
10.4 WIM Stiri Alexandra 2171 – Kadek Iin Dwijayanti 1859
Laporan langsung Kristianus Liem dari Dresden.
Teks foto:
1. Tim putri Indonesia vs Kazakhstan di babak ke-2.
2 & 4. Tim putra Indonesia vs Botswana di babak ke-2.
3. Dewi Andhiani Anastasia Citra.
(Foto-foto oleh Kristianus Liem, layout oleh Henry Hendratno)